Selasa, 27 November 2012

Lebih Dekat dengan Sasson


Siapa Sasson? Mungkin cukup asing bagi teman-teman semua. Atau mungkin nama ini cukup familiar bagi teman-teman? Ya Steven J. Sasson lahir 4 Juli 1950 di Brooklyn, New York Amerika ,seorang insinyur teknik listrik Amerika dan tercatat sebagai penemu kemera digital untuk yang pertama kalinya. Texas Instruments Inc telah merancang kamera elektronik pada tahun 1972 yang filmless tapi bukan digital, bukan analog yang menggunakan elektronik. Dan pada tahun 1975, Steven sasson mendapat tugas yang sangat berat dari atasannya Gareth A. Lloyd di Eastman Kodak Company Setelah pencarian literatur tentang digital imaging hampir tidak mendapatkan hasil, Sasson kemudian tertarik pada apa yang ada, konverter analog ke digital yang diadaptasi dari komponen Perusahaan Motorola, Kodak kamera film lensa dan charge coupled device (CCD) chip kecil diperkenalkan oleh Fairchild Semiconductor pada tahun 1973 yang digunakan untuk mengumpulakan informasi optik. Dia mengatur dan membangun sirkuit digital dari awal menggunakan pengukuran osiloskop sebagai panduan, Prototipe awal sebuah kamera digital pertama telah lahir. Tidak ada gambar untuk melihat seluruh prototipe. Pada Desember 1975, Sasson dan teknisi utamanya membujuk asisten laboratorium untuk berpose untuk mereka. Gambar hitam -putih, ditangkap pada resolusi 0,01 megapixel (10.000 piksel ), mengambil 23 detik untuk merekam ke kaset digital dan lainnya 23 detik untuk membaca dari unit pemutaran ke televisi. Kemudian muncul di layar. Sasson sekarang bekerja untuk melindungi hak intelektual dari perusahaannya, Eastman Kodak Company. Pada 17 November 2010, Presiden AS Barack Obama memberikan Sasson sebuah medali "National Medal of Technology and Innovation" di sebuah upacara di Ruang Timur Gedung Putih. Ini adalah kehormatan tertinggi yang diberikan oleh pemerintah AS untuk ilmuwan, insinyur, dan penemu. Meylia Candra/ berbagai sumber

Belajar dan Berlibur di Museum Sonobudoyo Yogyakarta


Edisi kali ini Gembira akan mengajak teman-teman untuk mengunjungi museum. Mungkin dari sebagian teman-teman sudah pernah mengunjungi museum Sono Budoyo. Ya museum yang letaknya di depan kraton. Museum ini merupakan museum yang menyimpan benda-benda yang memiliki nilai-nilai sejarah. Sebelum memasuki museum ini kita diharuskan mengisi buku tamu yang terletak di pos satpam depan Museum Sonobudoyo. Setelah mengisi, lalu kita memasuki museum dan membeli tiket. Tiketnya tidak mahal, cukup dengan Rp 3.000,- teman-temen sudah bisa melihat seluruh koleksi yang ada di Museum Sonobudoyo ini. Museum Sonobudoy berdiri 9 Ruah 1866 atau 6 November 1935. Museum ini merupakan hadiah dari HB VIII. Museum ini menyipan koleksi dari berbagai daerah seperti Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Memasuki museum Sonobudoyo kita akan disambut oleh pemandu yang sangat ramah. Ruangan yang pertama menyambut kita adalah ruang pengenalan. Ruangan yang berisi benda-benda yang menggambarkann isi dari museum Sonobudoyo. Benda-benda yang dipajang di ruangan ini di mewakili benda-benda yang ada di seluruh ruangan museum Sonobudoyo ini. Isi ruangan pengenalan ini seperti batik, topeng, genta ( kelengkapan untuk upacara kragamaan ), miniatur temanten (orang nikah) dan segala alat yang digunakan untuk upacara saat pernikahan lengkap dengan tempat tidurnya. Perjalananpun dilanjutkan memasuki ruang Prasejarah, dimana ruangan ini menceritakan kehidupan manusia zaman dahulu. Men eritakan bagaimana manusia mencari makan, bercocok tanam, berburu, meramu. Disini juga terdapat kuburan batu yang merupakan kuburan zaman dahulu yang digunakan untuk menyimpan jenazah. Ada alat musik juga yang di gunakan untuk memanggil roh nenek moyang. Setelah ruangan prasejarah kita memasuki ruang klasik dan peninggalan Islam. Di ruangan ini kita menemukan banyak prasasti. Mulai dari prasasti yang ditulis di batu, di logam, hingga yang di tulis di daun lontar. Di ruangan ini juga terdapat perhiasan-perhiasan serta alat-alat upacara yang di gunakan oleh agama Hindu Buda menyembah dewa mereka, mata uang zaman dahulu juga turut serta melengkapi koleksi ruangan ini. Selain itu kaligrafi-kaligrafi yang di ukur di atas kayu maupun yang ada di atas kramik juga tidak ketinggalan. Cukup menjelajah ruangan klasik dan peninggalan Islam, kami memasuki ruang batik. Ruangan ini menyimpan mulai dari alat membatik baik yang untuk batik tulis maupun yang untuk batik cap hingga menyimpan hasil batik jadi. Setelah ruangan batik kita memasuki ruang wayang. Ruangan wayang berisikan koleksi wayang-wayang yang ada di Jogja, Solo,wayang golek, dll. Memasuki ruangan selanjutnya yaitu ruang topeng, koleksi yang sungguh lengkap. Mulai dari topeng batan Cirebon, Jogja, Bali, Ponorogo ada disini. Topengnya juga bermacam-macam, mulai dari topeng yang menggambarkan watak manusia, cerita Ramayana, cerita Panji Asmara Bangun, Mahabarata dll. Selanjutnya ada ruang jawa tengah, ruangan yang menyimpan koleksi ukiran yang sungguh unik. Ukiran-ukiran yang semuanya berasal dari jepara seperti kursi, meja, pintu dan lain sebagainya. Berjalan terus kita memsuki ruang emas, karena sedang di renovasi, sehingga isi dari ruangan emas ini di simpan dahulu oleh pihak museum. Setelah itu tiba kita di ruang senjata, di ruangan ini berisi senjata-senjata yang pernah di gunakan pada zaman dulu. Seperti keris, ada macam-macam keris yang di tampilkan. Ada juga anak panah lengkap dengan gendowonya, tombak dll. Dua ruang terakhir adalah ruang permainan dan ruang Bali dan Lombok. Ruang Permainan berisikan macam-macam mainan tradisional, seperti seruling,tembak-tembakan zaman dulu, ketapel dan masih banyak lagi. Ruangan terakhir adalah ruang Bali dan Lombok, dimana isi ruangan ini diberikan oleh pemerintah kota Bali dan Lombok untuk melengkapi isi dari museum Sonobudoyo. Inilah wisata Gembira ke Museum Sonobudoyo. Bagi teman-teman silahkan mengunjungi museum in, karena selain berekreasi teman-teman akan mendapatkan tambahan pengetahuan yang tidak ada di sekolah. Disamping itu, teman-teman juga dapat melihat kenyataan apa yang pelajaran sejarah selama ini teman-teman dapatkan. Museum ini buka setiap hari kecuali hari Senin. Hari Senin tutup. Selamat belajar dan berlibur teman-teman. Meylia Candrawati

SMP 2 Yogyakarta Adakan Lomba Mading Digital


Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi bekembang semakin pesat. Ilmu-ilmupun juga mengikuti perkembangannya. Begitu juga dengan sebuah karya tulis. Mading contohnya, yang dahulunya manual dengan kertas dipotong-potong ditulisin lalu ditempelkan. Kini mading merambah ke digital. Kenapa disebut mading digital? Ya karena memang dibuat dengan teknologi digital dan disajikan pula dengan teknologi. Semua serba teknolongi. Dalam rangka penyambutan bulan bahasa dan lustrum ke XIV SMP 2 Yogyakarta mengadakan lomba mading antar kelas. Lomba ini diikuti oleh perwakilan dari kelas 7 dan kelas 8. Untuk kelas 9 tidak diikutkan karena kelas 3 memang di fokuskan untuk konsentrasi pada ujian yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Namun bukan berarti kelas 9 tidak ikut ambil bagian. Mading menjadikan ujian praktek mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP 2 Yogyakarta ini, jelas Bapak Anang selaku tim pelaksana Lomba sekaligus guru Bahasa Indonesia di SMP 2 Yogyakarta yang ditemui di sela istirahat. Satu kelas wajib mengeluarkan satu kelompok dimana satu kelompok tersebut terdiri dari 4 orang. Sebelum lomba diadakan, khusus yang ingin mengikuti lomba diberikan pelatihan. Pelatihan diadakan dua kali. Dan pada saatnya lomba, peserta diberikan waktu satu minggu untuk menyelesaikan mading mereka dengan bekal kemampuan yang telah di berikan. Tujuan daripada lomba ini adalah siswa-siswi diharapkan mampu menguasai teknologi yang semakin cangih agar kelak daya jual kemampuan mereka bernilai tinggi. Selain itu diharapkan siswa-siswi dapat menuangkan kreativitasnya melalui mading ini. Kreatifitas mereka dapat terasah. Kekompakan kelompok, dimana mereka yang biasanya bekerja secara sendiri atau mendiri sekarang diharapkan mampu bekerja secara kelompok. Kriteria penilain mading digital ini adalah kelengkapan isinya seperti tajuk, cerpen, surat pembaca, profil dll selayaknya mading yang ada. Kerapian tampilan, dimana posisi penempatan haus sesuai, isi mading juga menjadi pokok penting penilaian. Karena temanya sudah ditentukan oleh sekolah yaitu peringatan bulan bahasa dan lustrum SMP 2. Sehingga konten-konten yang ada haruslah sesuai dengan tema yang ada. Dalam perlombaan ini diambil 3 pemenang, juara 1, 2 dan 3 dimana juara 1 diraih oleh siswa kelas 7B. Sehingga, untuk teman-teman marilah kita tingkatkan kemampuan kita dari semua sisi agar kelak kita menjadi orang yang mampu mengambil bagian dari globalisasi yang kian kesini kian menguasai dunia. Teknologi yang semakin maju alangkah baiknya juga menambah kemampuan kita, bukan malah menjadikan kita sebagai orang yang gagap akan teknologi. Meylia Candrawati

Kasih Sinterklas Saat Natal


Selamat tanggal 25 Desember teman-teman, Selamat Natal bagi teman-teman yang merayakan. Edisi kali ini Gembira akan mengungkap sedikit tentang Sinterklas. Tokoh yang satu ini biasanya digambarkan sebagai bapak tua berbadan tambun, berjanggut putih, berbaju warna merah serta mengendari kereta salju yang ditarik sekawanan rusa. Dimana pada saat perayaan natal seperti ini banyak sinterklas bermunculan. Sebenarnya siapa mereka? Apa yang dilakukan mereka? Dan dari mana mereka berasal? Sinterklas atau dalam kata lain juga dikenal dengan nama Santa Klaus, Santo Nikolas, Santo Nick, Bapak Natal, Kris Kringle, Santy, atau Santa adalah tokoh dalam berbagai budaya yang menceritakan tentang seorang tokoh yang sangat sayang dan memberikan hadiah kepada anak-anak, khususnya pada Hari Natal seperti saat ini. Santa atau yang sering disebut dengan Sinterklas awal mulanya berasal dari tokoh dalam cerita rakyat di Eropa, yang berasal dari tokoh Nikolas dari Myra. Ia lahir sekitar 280 di negara Turki. Ayahnya adalah orang Arab yang bernama Epifanius sedangkan ibunya bernama Nonna. Nikolas adalah seorang uskup (pemuka agama) yang terkenal karena kebaikannya memberi hadiah kepada orang miskin. Di Eropa (lebih tepatnya di Belanda, Belgia, Austria dan Jerman) dia digambarkan sebagai uskup yang berjanggut dengan jubah. Dalam versi lain, menurut konversi orang Jerman dalam Kristen, pada cerita rakyat Jerman terdapat kisah tentang Dewa Odin (Wodan), yang setiap tahun, melakukan pesta perburuan yang dibimbing oleh dan prajurit yang telah mati dalam dunianya. Anak-anak kemudian menaruh sepatunya yang sudah diisi wortel, jerami atau gula, di dekat cerobong asap untuk makanan kuda terbang Odin yaitu Sleipnir. Odin kemudian akan memberi hadiah kepada anak-anak itu dengan mengganti makanan Sleipnir dengan hadiah atau permen. Praktek ini masih ada di Jerman, Belgia dan Belanda dan kemudian digabungkan dengan perayaan Santo Nikolas atau yang akrab disebut dengan Sinterklas. Kemunculan Odin mirip dengan Sinterklas, orang tua berjanggut yang misterius. Praktek ini lalu muncul juga di negara Amerika Serikat melalui koloni Belanda di New Amsterdam. Tradisi ini kemudian berevolusi menjadi menggantung kaus kaki atau kaus kaki natal di dekat cerobong asap. Di Belanda, Santo Nikolas atau lebih sering disebut "De Goede Sint" dalam versi orang Amerika dibantu oleh seorang budak, yang disebut Zwarte Piet (Piet Hitam). Gambaran Pra-Modern tentang Sinterklas yang suka memberi hadiah, bergabung dengan karakter Inggris Father Christmas yang dikenal oleh orang Inggris dan Amerika Serikat sebagai Santa Claus. Father Christmas digambarkan sebagai orang yang berjanggut memakai baju yang panjang, jubah berbulu. Dia melambangkan jiwa dari semangat natal. Dengan ha inilah tokoh Santa atau Sinterklas kemudian akrab bakhan menjadi bagian penting dari tradisi Natal di dunia. Kehadiran Sinterklas-Sinterklas sangat dinantikan oleh anak-anak kecil yang merayakan natal dengan harapan para Sinterklas akan memberikan hadiah kepada mereka. Sedangkan untuk Hari Sinterklas dirayakan di seluruh dunia setiap 6 Desember. Meylia Candrawati/ berbagai sumber

SD Pujokusuman 3 Memiliki Banyak Variasi Exstrakurikuler


Beberapa waktu lalu Gembira berkesempatan berkunjung di SD Pujokusuman 3.Dan di edisi ini mari kita menyapa teman-teman Gembira yang ada di SD Pujokusuman 3. Sekolah Dasar yang berdiri sejak 1986 ini merupakan Sekolah Dasar Negri yang ada di kota Yogyakarta tepatnya di Jalan Kolonel Sugiyono no 9 Keprakan Mergangsan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah Dasar ini bias dibilang sekolah unggulan yang ada di kota Yogyakarta. Di SD ini terdapat 6 kelas denga total 198 siswanya. Guru yang ada di sekolah merupakan guru kelas dan sudah semuanya merupakan PNS . Seolah ini juga merupakan sekolah yang kegiatannya penuh dengan inovasi. Dalam artian sekolah yang memiliki kegiatan diluar kegiatan belajar mengajar yang cukup bervariasi. Karena bagi SD Pujokusuman ini kegiatan yang bervarias ini akan membuat anak didiknya memiliki kemampuan yang lebih. Seiring dengan berkembangan zaman, pola perilaku kehidupan juga semakin berbeda. Hal ini juga mempengaruhi bagaimana SD Pujokusuman 3 ini merancang progam-progam tambahan demi meningkatkan kualitas anak didiknya. “Karena dapat diketahui di era saat ini tidak cukup hanya berbekal dengan kemampuan akademis yang ada. Namun harus memiliki keahlian-keahlian lain seperti kemampuan untuk mengoperasikan komputer, menari dan masih banyak lagi.” Jelas Ibu Yunanni selaku Kepala sekolah SD Pujokusuman 3 ketika di temui di sela istirahat siang. Progam-progam yang ada diantaranya ekstra kurikuler untuk meningkatkan kemampuan siswa didiknya. Ekstra kurikuler ini di bagi menjadi dua, yaitu ekstra wajib dan ekstra pilihan. Yang termasuk ekstra wajib diantaranya adalah TPA untuk siswa siswi muslim, kemampuan berbahasa asing, komputer dan pramuka. Sedangkan yang merupakan ekstra pilihan adalah silat, drumband, seni tari, membatik. Untuk ekstra pilihan ini. Siswa diwajibkan memilih minimal satu sesuai dengan keinginan dan kemampuan diri yang ada. Dari progam penigkatan kemampuan itu, SD Pujokusuman tidak sia-sia. Karena dari hal itulah SD Pujokusuman 3 ini akhirnya meraih kejuaraan demi kejuaraan. Dari individu siswa siswinya sendiri maupun dalam hal beregu. Baik tingkat UPT, provinsi bahkan hingga tingkat nasional. Kejuaraan yang baru saja diraih SD Pujokusuman adalah juara 3 UN tingkat UPT Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini merupakan hal yang patut untuk di banggakan. Namun bagi SD Pujokusuman 3 hal tersebut tidaklah membuat sekolah ini puas dan akan selalu meningkatkan prestasi-prestasinya. Selain itu siswa-siswinya juga berprestasi seperti Galang Panji, juara 8 tingkat Nasional dalam OOSN. Juara 2 dokter kecil tingkat Kota. Juara 1 kerajinan tangan tingkat kota oleh Gerry. Dalam hal kelompok juga tidak kalah berprestasi, SD Pujokusuman 3 ini memenangkan juara Drumband championship 2010 dan juga juara 2 drumband tingkat provinsi. Dan setiap akhir tahun di SD Pujokusuman ini juga selalu diadakan outbond, kemah persami dan wisata ataupun kunjungan-kunjungan di tempat-tempat bersejarah yang ada di Yogyakarta ini. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan sekaligus merefreskan pikiran anak agar tidak spaneng karena belajar di dalam ruangan terus. Meylia Candrawati

Mendongeng Salah Satu Cara Meningkatkan Minat Baca dan Hargai Sejarah


Mendongeng, apa yang terlintas di benak teman-teman mendengar kata-kata itu? Cerita kancil mencuri timun pak tani? Namun mendongeng yang satu ini berbeda, mendongeng akan sejarah bangsa Indonesia. Sejarah pahlawan yang rela berjuang jiwa raganya demi Negara Indonesia ini.. Lomba ini diadakan mandiri oleh kabupaten Sleman. Dimana tujuannya adalah meningkatkan minat baca siswa-siswi yang berada di wilayah Sleman khususnya dan juga untuk mengenang jasa-jasa pahlawan. Agar apa yang dilakukan pahlawan dahulu dapat menjadi tauladan bagi calon-alon penerus bangsa saat ini. Peserta mendongeng ini meliputi sekolah dasar dan sekolah menengah pertama yang khusus ada di kabupaten Sleman. Karena event ini adalah evet mandiri yang dibuat kabupaten Sleman. Total dari keseluruhan peserta adalah 258. Tahap seleksi awalnya 258 mengirimkan synopsis dari salah satu tokoh pejuang kemerdekaan seperti Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, seluruh pahlawan nasional dari sabang sampai merauke. Semua bukunya disediakan di kantor perpustakaan daerah Sleman. Dari 258 itu diambil 50 untuk mengikuti tahap seleksi berikutnya. Dan dari 50 peserta yang tersisa diambillah sepuluh peserta yang terdiri lima laki-laki dan lima perempuan. Persaingan semakin ketat, hampir setiap peserta yang masuk ke babak final memiliki kelebihan masing-masing dan akhirnya dari sepuluh peserta tersisa diambil lima pemenang. Seleksi terakhir memang cukup berat karena peserta hanya diberikan waktu satu minggu untuk mempersiapkan dan harus tampil tanpa text. Peserta juga dibebaskan untuk mengenakan kostum yang sesuai dan mendukung dalam performanya. Kriteria penilaian meliputi 3 aspek yaitu keruntutan cerita, analisisa dan hal-hal yang perlu diteladani dari tokoh yang diambil. Kreatifitas dari masing-masing peserta dituntut disini. Dimana peserta diharapkan mampu menampilkan yang berbeda dari teman-teman yang lain, mampu mengeskplore dirinya untuk mengembangkan ketiga point penting penilaian tersebut. Tidak hanya dewan juri yang terpukau akan kemampuan para peserta. Wakil Bupati kabupaten Sleman yang saat itu menyaksikan langsung juga turut kagum akan kemampuan peserta yang luar biasa. Seperti yang disampaikan Bapak Gatot Marsono, salah satu dewan Juri tingkat sekolah dasar melihat kemampuan peserta lomba “ Sebaiknya pemerintah segera merubah kurikulumnya, sejarah perjuangan bangsa harus wajib ada di pembelajaran. Karena kalo anak didik kita saja tidak tau sejarah lahirnya bangsa secara otomatis juga tidak mengetahui jati diri bangsa. Jadi sejarah itu wajib, karena dengan sejarah kita dapat mengetahui bagaimana suatu bangsa itu. Bahkan ada pepatah mengatakan bangsa yang maju adalah bangsa yang mau menghargai jasa para pahlawan perjuangannya”. Meylia Candra

Gunungkidul Peringati Sumpah Pemuda dengan Lomba Baris Berbaris


Teman-teman pasti tau kan apa itu Sumpah Pemuda dan apa yang harus dilakukan untuk memperingati hari Sumpah Pemuda? Kebanyakam teman-teman pasti menjawab memperingatinya dengan cara upacara bendera. Tapi lain halnya yang dilakukan di Kabupaten Gunungkidul. Di Kabupaten ini memperingati Sumpah Pemuda selain dengan upacara bendera juga denga mengadakan lomba baris berbaris antar siswa/siswi tingkat SD, SMP dan SMA. Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik kelahiran bangsa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928. Proses lahirnya Bangsa Indonesia ini adalah sebuah hasil dari perjuangan rakyat Indonesia selama ratusan tahun mereka tertindas dan menderita dibawah kekuasaan bangsa kolonial yang dipelopori oleh Muhammad Yamin. Keadaan yang seperti itulah yang mendorong rakyat Indonesia agar terlepas dari belenggu penjajah. Lomba Baris Berbaris ini dibagi menjadi 7 pos, untuk tingkat SD terdiri 1 pos sedangkan untuk tingkat SMP dan SMA masing-masing ada 3 pos. Lomba baris berbaris ini merupakan progam kerja tahunan daripada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kabupaten Gunungkidul bekerjasama dengan Purna Paskibraka Gunungkidul. Tujuannya adalah utuk menumbuhkan sikap disiplin bagi para pelajar di Gunungkidul. Total keseluruhan peserta adalah 105 pleton. Dimana satu pleton terdiri dari 30 orang dan ditambah satu sebagai danton. Danton bertugas memberikan aba-aba kepada pleton agar pleton dapat melakukan gerakan secara serentak. Untuk pleton SD disediakan hanya satu pos karena SD masih dianggap belum mampu jika disediakan banyak pos. Peseta sekolah dasar berjumlah 16 pleton putra dan 22 pleton putri. Kebanyakan pleton menggunakan baju berseragam karena diantara salah satu aspek penilaian adalah kekompakan berseragam. Penjuriannya dilakukan oleh pihak kepolisian, TNI dan Purna Paskibraka. Yang dinilai yang paling penting adalah kekompakan kelompok untuk melakukan gerakan yang telah di instruksikan oleh danton mereka. Keurutan materi lomba juga merupakan salah satu aspek yang dinilai. Semangat dari tiap pleton juga turut menjadi penilaian dewan juri. Mereka berlatih keras agar kekompakan dapat terbentuk. Rata-rata pleton berlatih selama dua bulan terakhir, dan hal itu berbuah manis bagi pleton putra SD 1 Panggang dan pleton putrid SD 2 Piyaman yang meraih juara pertama. Latihan mereka selama ini akhirnya terbayar sudah dengan mendapatkan sebuah penghargaan dan sertifikat untuk setiap anggota pleton. Meylia Candrawati